Spesies Serigala Punah di Film Game of Thrones Bangkit Lagi

Jakarta -

Dire wolf atau serigala ganas yang punah 13.000 tahun lalu, terkenal berkat serial HBO yang sangat digemari, yaitu Game of Thrones. Kini, spesies bernama ilmiah Anecyon dirus itu kembali hidup dan bangkit dari kematian.

Tiga anak serigala dire yang diberi nama Romulus, Remus, dan Khaleesi, berhasil lahir menggunakan DNA fosil serigala ganas purba dan gen kerabat terdekat mereka yang masih hidup, yakni serigala abu-abu.

Hasil luar biasa ini diungkapkan Colossal Biosciences, perusahaan rekayasa genetika di Texas, Amerika Serikat. "Tim kami mengambil DNA dari gigi berusia 13.000 tahun dan tengkorak berusia 72.000 tahun dan menghasilkan anak serigala dire yang sehat," kata CEO Colossal Ben Lamm yang dikutip detikINET dari NY Post, Rabu (9/4/2025).

"Dahulu ada pepatah mengatakan setiap teknologi yang cukup maju tidak dapat dibedakan dari keajaiban. Hari ini, tim kami akan mengungkap beberapa keajaiban yang tengah mereka garap," imbuhnya.

Untuk membangkitkan hewan punah itu, Colossal mengkloning garis sel berkualitas tinggi menggunakan transfer inti sel somatik ke dalam sel telur donor, dan mentransfernya ke induk anjing pengganti. Induk itu melahirkan bulan Januari 2025.

DNA purba diambil dari fosil gigi yang ditemukan di Ohio berusia sekitar 13.000 tahun dan tulang telinga bagian dalam dari Idaho, berusia sekitar 72.000 tahun.

Dua anak serigala jantan berusia enam bulan, Romulus dan Remus, dan anak serigala betina Khaleesi kini tinggal di suaka yang aman seluas lebih dari 2.000 hektar dengan 10 staf yang merawat mereka sepanjang waktu.

Dire wolf muncul dalam Game of Thrones dan serial fantasi George RR Martin yang menjadi dasar film itu, A Song of Ice and Fire. Dalam serial itu, serigala adalah lambang House of Stark. Khaleesi dinamai menurut karakter Daenerys Targaryen, yang diperankan Emilia Clarke dalam serial tersebut.

Dire wolf adalah predator yang dulu mengintai Amerika Utara bersama mastodon dan harimau bertaring pedang di Zaman Es. Mereka memburu kuda, bison, dan mungkin juga mamut.

Setelah banyak mangsanya punah karena pemburu manusia, serigala dire punah dan serigala abu-abu mengisi kekosongan ekologis. Serigala dire 25% lebih besar dari serigala abu-abu, dengan rahang dan bahu lebih berotot.

Lamm dan George Church, ahli biologi dari Harvard Medical School, mendirikan perusahaan swasta senilai USD 10 miliar itu dengan tujuan menghidupkan kembali mamut berbulu. Perusahaan tersebut juga ingin membangkitkan harimau Tasmania, burung dodo, dan berhasil merekayasa genetika tikus berbulu bulan lalu.

"Ini adalah lompatan teknologi luar biasa dalam upaya rekayasa genetika baik untuk sains maupun untuk konservasi dan pelestarian kehidupan dan contoh luar biasa kekuatan bioteknologi untuk melindungi spesies, baik yang masih ada maupun yang sudah punah," kata Mason.

(fyk/fay)